Sabtu, 16 Juni 2012

Ekologi

Lingkungan secara dinamis saling terkait, dan kendala dikenakan pada organisme setiap waktu sepanjang siklus hidup mereka. Seperti istilah ekologi, lingkungan memiliki arti konseptual yang berbeda dan untuk banyak istilah-istilah ini juga tumpang tindih dengan konsep alam. Lingkungan "... meliputi dunia fisik, dunia sosial hubungan manusia dan dunia dibangun dari penciptaan manusia." Lingkungan dalam ekosistem meliputi parameter fisik dan atribut biotik. Lingkungan fisik adalah eksternal ke tingkat organisasi biologis dalam penyelidikan, termasuk abiotik faktor seperti suhu, radiasi, cahaya, kimia, iklim dan geologi. Lingkungan biotik meliputi gen, sel, organisme, anggota spesies yang sama (residen) dan spesies lain yang memiliki habitat.Hukum-hukum termodinamika berlaku untuk ekologi melalui negara fisiknya. Berbekal pemahaman tentang prinsip-prinsip metabolisme dan termodinamika akuntansi lengkap energi dan aliran material dapat ditelusuri melalui ekosistem.
Hubungan lingkungan dan ekologi yang dipelajari melalui referensi ke bagian konseptual dikelola dan terisolasi. Setelah komponen lingkungan yang efektif dipahami mereka secara konseptual link kembali bersama sebagai holocoenotic sistem. Dengan kata lain, organisme dan lingkungan membentuk suatu kesatuan yang dinamis (atau Umwelt ). Perubahan salah satu faktor ekologi atau lingkungan secara bersamaan dapat mempengaruhi keadaan dinamis dari seluruh ekosistem.

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http%3A%2F%2Fen.wikipedia.org%2Fwiki%2FEcology

Manusia dan Lingkungan


Arliny Dyanesilia ( Pendidikan Biologi, Universitas Pakuan Bogor )


Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbale balik baik itu positif maupun negatif.

Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbale balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil.

KOLERASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN
Pengertian Ekologi
Ekologi terdiri atas dua suku kata Yunani yaitu oikos yang berarti rumah tangga, dan logos yang berarti firman atau ilmu. Jadi secara harfiah ekologi berarti ilmu kerumah-tanggaan. Ilmu ini mirip dengan ekonomi secara harfiah berarti ilmu dan aturan rumah tangga; nomos adalah bahasa Yunani yang berarti hukum atau aturan. Memang dalam ekologi banyak terlibat ekonomi dan sebaliknya, dalam ekonomi banyak dibicarakan materi ekologi, meskipun sering kali nama ekologi tidak disebut.
           
Kita mengenal beberapa definisi dalam ekologi, misalnya:
  1. Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya.
  2. Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk hidup.
  3. Ekologi adalah biologi lingkungan.
Bertolak dari definisi “Ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya”, maka kita dapat mengambil sudut pandangh ekologi untuk membahas kajian manusia dan lingkungan dengan disokong oleh segi kepentingan manusia, yaitu oleh manusia untuk manusia. Pendekatan ini disebut pendekatan antroposentris, bahasa Yunani anthropos berarti manusia. Ada ilmu yang disebut sosiologi manusia, dan ada ilmu ekologi manusia


Lingkungan Hidup Manusia
Manusia hidup,tumbuh,dan berkembang dalam lingkungan alam dan social-budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosistem yakni suatu unit atau satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang memengaruhi makhluk-makhluk hidup dfi antaranya:
  1. Tanah yang merupakan tempat tumbuh bagi tumbuh-tumbuhan, di mana tumbuhan memperoleh bahan-bahan makanan atau mineral-mineral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah ini juga merupakan tempat tinggal manusia dan hewan-hewan.
  2. Udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer. Oksigennya diperlukan untuk bernapas, gas karbondioksidanya diperlukan tumbuhan untuk proses fotosintesis. Termasuk juga nisaln ya gas-gas yang kemudian larut dalam air yang diperlukan oleh makhluk yang hidp di dalam air.
  3. Air, baik sebagai tempat tinggal makhluk-makhluk hidup yang tinggal di dalam air, maupun air yang berbentuk sebagai uap yang menentukan kelembaban dari udara, yang besar pengaruhnya bagi banyaknya makhluk hidup yang hidup di darat.
  4. Cahaya, terutama cahaya matahari banyak mempengaruhi keadaan makhluk-makhluk hidup.
  5. Suhu atau temeperatur, merupakan juga factor lingkungan yang sering besar pengaruhnya terhadap kebanyakan makhluk-makhluk hidup. Tiap makhluk hidup mampunyai batas-batas pada suhu dimana mereka dapat tetap hidup.
  6. Sedangkan komponen biotik di antaranya adalah:
  7. Produsen, kelompok inilah yang merupakan makhluk hidup yang dapat       menghasilkan makanan dari zat-zat anorganik, umumnya merupakan makhluk-makhluk hidup yang dapat melakukan proses fotosintesis. Termasuk kelompok ini adalah tumbuhan yang memiliki klorofil.
  8. Konsumen, merupakan kelompok makhluk hidup yang menggunakan atau makan zat-zat organic atau makanan yang dibuat oleh produsen. Temasuk ke dalam kelompok ini yaitu hewan-hewan dan manusia.
  9. Pengurai adalah makhluk hidup atau organisme yang menguraikan sisa-sisa atau makhluk hidup yang sudah mati. Oleh pekerjaan pengurai ini zat-zat organic yang terdapat dalam sisa-sisa atau makhluk hidup yang  sudah mati itu, terurai kembali menjadi zat-zat anorganik. Dengan demikian zat-zat anorganik ini dapat di gunakan kembali oleh produsen untuk membentuk zat-zat organik atau makanan. Termasuk kelompok ini misalnya, kebanyakan bakteri dan jamur-jamur.


Selain itu di dalam lingkungan terdapat faktor-faktor berikut ini:
  1. Rantai makanan yakni siklus makanan antara produsen konsumen, dan pengurai baik di darat, laut, maupun udara.
  2. Habitat di mana setiap jenis makhluk hidup memiliki tempat hidup tertentu, dengan keadaan-keadaaan tertentu.
  3. Populasi, menurut batasan dalam ekologi populasi adalah jumlah seluruh individu dari jenis spesies yang sama pada suatu tempat atau daerah tertentu dalam suatu waktu tertentu. Adapun faktor-faktor yang menentukan besarnya populasi adalah: kelahiran menambah besarnya populasi, kematian mengurangi populasi, perpindahan keluar mengurangi populai sedangkan perpindahan ke dalam menambah populasi.
  4. Komunitas, semua populasi dari semua jenis makhluk hidup yang saling berinteraksi di suatu daerah disebut komunitas.
  5. Biosfer, komunitas bersama-sama dengan faktor-faktor abiotik di tempatnya membentuk ekosistem. Ekosistem-ekosistem ini terdapat di seluruh permukaan bumi baik di darat, laut, dan udara. Ekosistem-ekosistem ini berhubungan satu sama lain dengan tidak ada batas tegas antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. Seluruh ekosistem di permukaan bumi inilah yang disebut dengan biosfer.

PENGARUH MANUSIA PADA ALAM LINGKUNGAN HIDUPNYA.
Jika kita menelusuri kembali sejarah peradaban manusia di bumi ini, kita akan melihat adanya usaha dari manusia untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya, demi kelangsungan hidup jenisnya. Pada saat manusia hidup mengembara, mereka hidup dari hasil perburuan, mencari buah-buahan serta umbi-umbian yang terdapat di hutan-hutan. Mereka belum mengenal perihal bercocok tanam atau bertani, dan hidup mengembara dalam kelompok-kelompok kecil dan tinggal di gua-gua. Bila binatang buruan mulai berkurang, mereka  berpindah mencari tempat yang masih terdapat cukup binatang-binatang buruan sebagai bahan makanan.

Akan tetapi lambat laun dengan bertambahnya jumlah populasi mereka, cara hidup semacam itu tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemudian mereka mulai mengenal cara bercocok tanam yang masih sangat sederhana, yaitu dengan membuka hutan untuk dibuat lading yang ditanami dengan umbi-umbian atau tanaman lain yang telah dikenalnya sebagai bahan makanan. Rumah-rumah mereka pada saat itu terbuat dari kayu yang beratap daun-daunan. Bilamana kesuburan tanah tidak memungkinkan lagi untuk memperoleh panen yang mencukupi kebutuhan, mereka berpindah mencari tempat baru yang masih memungkinkan untuk bercocok tanam. Kembali mereka membuka hutan untuk di jadikan tempat tinggal serta ladangnya. Dan dalam mencari tempat mereka selalu memperhatikan sumber air, di mana mereka memilih tempat yang dekat dengan mata air, di tepi sungai, atau danau. Selain bercocok tanam mereka mulai memelihara binatang-binatang.

Dan akhirnya mereka hidup menetap dari hasil pengalamannya, mereka mulai dapat bercocok tanam secara lebih baik, misalnya dengan ditemukannya system bersawah, dan lain-lain. Di sini manusia mulai mengetahui sifat-sifat alam lingkungan hidupnya.

Tampaknya di sini manusia sedikit demi mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya. Bahkan lebih daripada itu, manusia telah mengubah semua komunitas biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibandingkan dengan di hutan rimba di mana penduduknya masih sedikit serta primitif.
Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif maupun secara negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.

SUMBER ALAM
Sumber alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yakni:
  1. Sumberalam yang dapat diperbaruhi (renewable resources) atau disebut pula sumber-sumber alam biotic. Yang tergolong ke dalam sumber ala mini adalah semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
  2. Sumber alam yang tidak dapat diperbaruhi (non renewable resources) atau disebut pula sebagai golongan sumber alam abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah tanah,air, bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.
Sumber alam biotic mempunyai kemampuan memperbanyak diri atau bertambah. Misalnya tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumberr daya alam tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat diperbaruhi. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak dapat memperbaruhi dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan-bahan lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut. Memang benar di dalam bumi kini masih terjadi pembentukan bahan-bahan tersebut namun pembentukannya sangatlah lambat sehingga apa yang dibentuk berabad-abad lamanya hanya dapat mengimbangi apa yang kita gunakan selama satu tahun, bahkan kemungkinan kurang dari itu.

Tentunya kesemuanya ini tergantung pada cara-cara manusia menggunakan kedua jenis sumber alam tersebut. Sumber alam biotic dapat terus digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia, bila mnusia menggunakannya secara bijaksana. Bijaksana dalam penggunaan berarti memperhatikan siklus hidup sumber alam tersebut, dan diusahakan jangan sampai sumber alam itu musnah. Sebab, sekali suatu jenis spesies di bumi musnah, jangan berharap bahwa jenis tersebut dapat muncul kembali. Seyogyanya manusia menggunakan baik sumber daya biotic dan abiotik secara tepat dan bertanggung jawab.

Penggunaan Sumber-Sumber Alam
Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Manusia bergulat dan bersaing dengan species lainnya dalam memenuhi keburuhan hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organism lainnya, terutama pada penggunaan sumber-sumber lainnya.

Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian, dan sebagainnya.
Pertanian dan Tanah
Tanah permukaan (top soil) mengandung kadar unsur-unsur bahan makanan yang begitu tinggi dan siap digunakan oleh tanaman. Dengan adanya kemajuan dalam bidang pertanian, penggunaan tanah untuk pertanian daapat digunakan secara efisien untuk meningkatkan hasil pertanian. Hasil pertanian tersebut dapat ditingkatkan baik dengan cara memperluas areal pertanian maupun dengan meningkatkan hasil tanah pertanian yang sudah ada. Di beberapa negara yang sedang berkembang seperti Thailand,Burma,Malaysia,Indonesia masih ada kemungkinan perluasan area pertanian. Tetapi dalam pelaksanaan sangat lambat karena terbatasnya modal.

Hutan
Kalau kita tinjau dari segi peranan hutan, maka hutan dapat di golongkan ke dalam dua golongan yakni: hutan pelindung, merupakan hutan yang sengaja diadakan untuk melindungi tanah dari erosi, kehilangan humus, dan air tanah. Golongan kedua adalah hutan penghasil atau hutan produksi, yaitu hutan yang sengaja di Tanami jenis-jenis kayu yang dapat dipungut hasilnya, misalnya hutan Pinus,Damar, dan sebagainya.

Air
Air sebagai salah satu sumber alam yang terdapat dimana-mana,di bumi, sungai, danau, lautan, dan di bawah tanah. Udara sebagai uap air yang kesemuanya meliputi 4/5 bagian seluruh permukaan bumi. Seyogianya manusia menggunakan air dengan baik dan berusaha mencegahnya dari pencemarn-pencemaran yang mengganggu berjalannya fungsi vital air dalam.

Bahan Tambang
Begitu banyak mineral dan bahan tambang lainnya yang dapat digali dan ditemui serta dimanffatkan secara seimbang dalam kehidupan manusia. Pemakaian baja di dunia pada tahun 1967 diperkirakan mencapai 144kilogram per kapita. Di Amerika pada tahun yang sama diperkirakan mencapai 568 kg per kapita. Pemakaian ini cenderung akan meningkat terus dan demikian juga dengan bahan tambang lainnya. Maka dari itu kita harus menemukan cara untuk mrnggunakannya setepat dan sehemat mungkin mengingat bahan tambang adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi.

PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG TIMBUL
Masalah Erosi dan Banjir
            Erosi merupakn gejala alamiah dan sering kali pula disebut sebagai erosi geologi. Peristiwa erosi terjadi secara perlahan-lahan terutama terjadi dengan bantuan media air di sungai yang mengikis dasar dan tepi sungai. Peristiwa erosi ini juga dipercepat dengan adanya penggunaan tanah yang tidak tepat oleh manusia. Kita telah menanam tanaman di tempat yang tidak tepat. Sampai saat ini manusia masih terus menebang hutan-hutan yang tidak diimbangi dengan penanaman kembali pohon-pohon yang telah ditebang. Tentunya hal tersebut merugikan bagi lingkungan.

Pencemaran Lingkungan
Pencemaran Tanah
            Sampah-sampah industri pertanian yang menggunakan pupuk buatan telah menyebabkan pencemaran tanah. Sampah-sampah tersebut adalah  bahan-bahan kimia yang bila terkumpul dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kehidupan melalui tanah di mana pepohonan tumbuh berkembang. Bagi hewan dan manusia jumlah nitrat yang berlebihan merupakan racun. Hal tersebut bias mengakibatkan sianosis pada anak-anak, yaitu timbulnya kesulitan pernapasan karena terganggunya peranan hemoglobin dalam pengikatan oksigen. Selain itu DDT merupakan indikasi pencemaran yang berbahaya pada tanah karena bahan tersebut tidak dapat diuraikan dan dapat meresap masuk kedalam pepohonan ataupun buah hasil penanaman kita dan hal tersebut mengakibatkan kemandulan pada burung.

Pencamaran Air
Bahan-bahan pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara langsung dan tidak langsung. Misalkan melalui pembuangan limbah pabrik, terkena pestisida, herbisida, dan intektisida yang digunakan manusia dalam pertanian, dan sebagainya.

Pencemaran Suara
Kebisingan yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang dikeluarkan mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat secara tidak terkontrol. Hal tersebut dalam tingkat tertentu sangat berbahaya bagi manusia karena bias mengakibatkan ketulian, kebutaan, dan depresi.

Kehutanan
Hutan merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Sepanjang daerah khatulistiwa, hutan di Indonesia mambentang antara satu pulau ke pukau lainnya. Itulah, mengapa Indonesia sering disebut Zamrud Khatulistiwa.

Hutan di Indonesia berfungsi sebagai paru-paru dunia, karena menyerap karbon dioksida. Fungsi hutan yang lain sebagai pengatur tata air, iklim, pencegah erosi, penyubur tanah, tempat hidup binatang-binatang, dan sebagai tempat penyimpan kekayaan alam yang berupa hasil-hasil hutan.

Hasil hutan di Indonesia berupa berbagai jenis kayu, seperti kayu jati, meranti, krueng, ramin, kayu besi, cendana, rotan, dan lain-lain. Produksi hasil hutan di Indonesia merupakan penyumbang devisa terbasar Negara kedua setelah minyak dan gas bumi. Ekspor Indonesia dari hasil kehutanan pada awalnya berupa kayu gelondong (log), dengan Negara tujuan ekspor utama adalah Jepang dan Taiwan.
           
Usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi hutan antara lain:
  1. Melarang penebangan kayu tanpa izin dari pemerintah(Departemen Kehutanan),
  2. Mencabut izin pengusaha HPH yang melanggar peraturan,
  3. Menebang hutan secara selektif
  4. Melakukan permajaan tanaman,
  5. Melakukan rehabilitas dan reboisasi areal hutan yang rusak, dan
  6. Melakukan penanaman di lahan kritis.
IPTEK DAN KELESTARIAN HIDUP
Pandangan Baru Terhadap Lingkungan
Masalah lingkungan hidup sebenarnya bukan persoalan yang baru. Kerusakan lingkungan oleh aktivitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida serta limbah industri dan transportasi, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka, serta menurunnya nilai estetika alm, merupakan beberapa masalah lingkungan hidup.

Pada tahun 1970-an, masalah lingkungan hidup semakin luas. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya atmosfer bumi sebagai akibat tidak terkendalinya efek rumah kaca. Pemanasan global pada tiga decade akhir abad ke-20 telah menimbulkan:
  1. Peningkatan suhu
  2. Perubahan iklim terutama curah hujan
  3. Peningkatan intensitas dan kualitas badai
  4. Kenaikan suhu serta permukaan air
Hal tersebut menyebabkan sebagian besar wilayah di dunia sering mengalami bencana.Sementara itu, air hujan semakin asam sehingga merusak lahan pertanian, hutan, dan biota lainnya.

Pada saat yang sama, para ahli menemukan lubang pada lapisan ozon di sekitar antartika.Lubang tersebut semakin besar dari tahun ke tahun, sehingga sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan makhluk di bumi semakin banyak masuk troposfer.

Dampak Perkembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahun dan Teknologi, serta Perubahan Sosial Ekonomi Terhadap Masalah Lingkungan Hidup
Manusia menciptakan teknologi dengan maksud agar hidupnya lebih mudah, praktis, efisien dan tidak banyak mengalami kesulitan. Namun, tidak jarang, Iptek justru menimbulkan masalh serius bagi kehidupan umat manusia. Para petani mungkin sangat terbantu oleh kemajuan teknologi seperti traktor, alat penyemprot dan penyiram tanaman, dan berbagai jenis pestisida yang cukup ampuh untuk memberantas hama. Namun di sisi lain penggunaan pestisida yang berlebihan juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup suatu ekosistem. Jadi, jelas bahwa perkembangan dan penerapan Iptek tidak selalu membawa dampak positif, namun juga dampak negatif.

Dampak Positif bagi Lingkungan Hidup
Bidang Industri:
  1. Diperluasnya lapangan kerja dengan berdirinya industry atau pabrik baru
  2. Pekembangan industry bertambah baik, misalnya dengan penelitian dan pengembangan di bidang industry transportasi, elektronika, dan industry rekayasa.
  3. Berkembangnya tanaman sebagai bahan baku industri (kapas untuk industri tekstil, kayu sengon, dan pinus untuk industry kertas).
  4. Diciptakan mesin daur ulang, sehingga sampah sebagai sumber pencemaran lingkungan dapat dikurangi.
  5. Peningkatan industri ekspor migas dan nonmigas.
  6. Memperoleh devisa dari industri pariwisata.
Bidang Pertanian :
  1. Bertambahnya varietas baru dan unggul
  2. Peningkatan hasil produksi pertanian
  3. Dikenal dan dipakainya alat-alat pertanian modern
  4. Dikenalnya system pemupukan dan obat-obat hama
  5. Pemberantas hama dengan pesawat terbang di perkebunan
  6. Dampak Negatif bagi Lingkungan Hidup
Bidang Lingkungan Alam
  1. Lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan semakin sempit karena dibangun banyak perumahan. 
  2. Rusaknya lingkungan alam, karena dibangunnya industry atau pabrik 
  3. Terjadinya banjir dan erosi karena penebangan hutan tidak terkendali (illegal loging) 
  4. Untuk pemenuhan kebutuhan primer dan skundenya manusia mengeksploitasi alam 
  5. Pemupukan yang berlebihan mengakibatkan pencemaran tanah 
  6. Terjadi pencemaran udara akibat pembakaran hutan yang menghasilkan CO2 dan CO 
  7. Terjadinya pencemaran air dari buangan limbah industry 
  8. Terjadinya pencemaran udara dari asap-asap industry, mobil, dan kendaraan bermotor 
  9. Terjadinya pencemaran tanah dan bau sampah-sampah industry dan rumah tangga.
MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
Alam semesta yang dikenal manusia baik melalui pengamatan indrawi langsung maupun dengan menggunakan media teknologi dan kemampuan prediksinya adalah ciptaan Tuhan  Al-Khaliq, bahkan semesta alam (selain alam semesta yang sudah dikenal manusia) termasuk alam yang belum dikenal manusia serta alam yang sedang dalam proses kejadiannya,  ini semuanya adalah ciptaan Al-Khaliq pula, semua yang ada adalah ciptaan-Nya. Dalam jagat raya (alam semesta yang kita kenal) terdapat galaksi (gugusan-gugusan bintang) yang jumlahnya miliaran, dan di setiap galaksi terdapat miliaran bintang, salah satu dari gugus bintang itu adalah galaksi Bima Sakti atau milky way. Dalam galaksi Bima Sakti ini ada satu bintang yang namanya Matahari yang di kelilingi oleh planet-planet, dan salah satu planetnya adalah planet Bumi tempat tinggal manusia.

Evolusi kecerdasan, evolusi teknologi serta tahap peradaban berkembang terus sejalan dengan daya jelajah manusia, baik daalam bentuk fisikal terlebih lagi dalam daya cipta dan imajinasinya, namun tampaknya ruang gerak manusia tetap ada batasnya, sebab sebagai makhluk alam dia tetap tunduk pada hukum alam tersebut. Oleh karena itu, dalam kemajuan teknologi yang dicapai saat ini, masih tetap beragam antispaso dan responsmanusia terhadap lingungan. Beberapa paham tentang hubungan manusia dengan lingungan ini muncul, seperti:
  1. Paham kosmogini, yaitu paham yang menyatakan bahwa manusia harus menyesuaikan diri dengan alam karena alam sendiri yang mengetahui paling baik. 
  2. Paham Determinisme, yaitu paham yang menyatakan bahwa perkembangan manusia sangat ditentukan oleh alam lingkungannya. Beberapa tokoh terkenalnya adalah Charles Darwin (1809-1882) dengan teori evolusinya. 
  3. Dia mengemukakan bahwa makhluk hidup (tumbihan, hewan, dan manusia) secara berkesinambungan dari waktu ke waktu mengalami perkembngan. Pada perkembangan tersebut terjadi perjuangan hidup (struggle for life, struggle for existence) seleksi alam (natural selection) dan akan terjadi survival of the fittest yang kuat akan bertahan hidup. Dalam proses perkembangan tersebut factor alam sangat menentukan. 
  4. Paham Posibilisme yang menyatakan bahwa alam bukan merupakan factor yang menentukan melainkan menjadi factor pengontrol, peluang atau kemungkinan terjadinya kegiatan dan kebudayaan manusia. 
  5. Paham Optimisme Teknologi. Paham ini berasal dari pemikiran “man ecological dominant concept” yang berarti manusia merupakan factor dominan terhadap lingkungan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan rekayasa teknologi yang dilakukan manusia, maka manusia dapat mengendalikannya, mengatur, mengolah, dan mengarahkan lingkungannya. 
  6. Paham Ketuhanan, sesuai dengan keyakinan agama, bahwa manusia dan alam semesta diciptakan oleh Tuhan, manusia bukan penguasa alam, akan tetapi hanya sekedar khalifah, pembawa amatan di muka bumi. Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan antar makhluk yang tunduk pada hukum alam (sunatullah)

BIOSFER DAN MAKHLUK HIDUP

http://rajes08predator.blogspot.com/2012/04/biosfer-dan-makhluk-hidup.html

Jumat, 15 Juni 2012




Upaya Pelestarian Bahasa Sunda Harus Membumi

21 Februari 2011 19:52:02 Penulis : Rep-enal

BANDUNG- Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dr. Dingding Haerudin, MPd menilai, komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam implementasi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pelestarian dan Pengembangan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah masih belum terlihat. Buktinya upaya pelestarian dan pengembangan bahasa Ibu orang Sunda tersebut selama ini masih bersifat seremonial.

“Seharusnya upaya pelestarian bahasa Sunda itu bersifat membumi. Misalnya saja, dengan cara membuat papan-papan peringatan di jalan raya bertuliskan bahasa Sunda, jangan hanya membuat papan peringatan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris saja. Misalnya saja membuat plang berbunyi: Lalaunan, Pelan-pelan, Slow Down,” kata Dr. Dingding, usai menyampaikan aspirasi kepada Komisi E DPRD Jawa Barat, Senin (21/2).

Upaya pelestarian bahasa Sunda yang bersifat membumi, menurut Dr. Dingding, perlu dilakukan agar ketika orang masuk wilayah Jawa Barat, nuansa daerah Sundanya terasa.

Upaya pelestarian bahasa Sunda tersebut, lanjut Dingding, harus lebih digencarkan lagi. Soalnya, kini banyak anak-anak orang Sunda yang berusia 5 atau 6 tahun sama sekali tidak bisa bahasa Sunda.

“Ini kenyataan yang sangat memprihatinkan. Saya mengharapkan ada himbauan dari pemerintah kepada masyarakat agar senantiasa menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari,” katanya. (enal)

Kamis, 14 Juni 2012

EKOSISTEM ESTUARIA


A. Deskripsi Estuaria
Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan laut bebas. Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan atau perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar.
Estuaria dapat terjadi pada lembah-lembah sungai yang tergenang air laut, baik karena permukaan laut yang naik (misalnya pada zaman es mencair) atau pun karena turunnya sebagian daratan oleh sebab-sebab tektonis. Estuaria juga dapat terbentuk pada muara-muara sungai yang sebagian terlindungi oleh beting pasir atau lumpur.Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang merupakan endapan yang dibawa oleh air tawar dan air laut. Contoh dari estuaria adalah muara sungai, teluk dan rawa pasang-surut.
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan lingkungan yang bervariasi, antara lain:
1) Tempat bertemunya arus air tawar dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.
2) Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut.
3) Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya.
4) Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut.

B. Sifat-sifat Ekologis Estuaria
Sebagai tempat pertemuan air laut dan air tawar, salinitas di estuaria sangat bervariasi. Baik menurut lokasinya di estuaria, ataupun menurut waktu. Berikut adalah sifat-sifat ekologis estuaria secara umum:
1) Salinitas yang tertinggi berada pada bagian luar, yakni pada batas wilayah estuaria dengan laut, sementara yang terendah berada pada tempat-tempat di mana air tawar masuk ke estuaria. Pada garis vertikal, umumnya salinitas di lapisan atas kolom air lebih rendah daripada salinitas air di lapisan bawahnya. Ini disebabkan karena air tawar cenderung ‘terapung’ di atas air laut yang lebih berat oleh kandungan garam. Kondisi ini disebut ‘estuaria positif’ atau ‘estuaria baji garam’. Akan tetapi ada pula estuaria yang memiliki kondisi berkebalikan, dan karenanya dinamai ‘estuaria negatif’. Misalnya pada estuaria-estuaria yang aliran air tawarnya sangat rendah, seperti di daerah gurun pada musim kemarau.
2) Laju penguapan air di permukaan, lebih tinggi daripada laju masuknya air tawar ke estuaria, menjadikan air permukaan dekat mulut sungai lebih tinggi kadar garamnya. Air yang hipersalin itu kemudian tenggelam dan mengalir ke arah laut di bawah permukaan. Dengan demikian gradien salinitas airnya berbentuk kebalikan daripada ‘estuaria positif’.
3) Dinamika pasang surut air laut sangat mempengaruhi perubahan-perubahan salinitas dan pola persebarannya di estuaria. Pola ini juga ditentukan oleh geomorfologi dasar estuaria.
4) Perubahan-perubahan salinitas di kolom air dapat berlangsung cepat dan dinamis, salinitas substrat di dasar estuaria berubah dengan sangat lambat.
5) Substrat estuaria umumnya berupa lumpur atau pasir berlumpur, yang berasal dari sedimen yang terbawa aliran air, baik dari darat maupun dari laut. Sebabnya adalah karena pertukaran partikel garam dan air yang terjebak di antara partikel-partikel sedimen, dengan yang berada pada kolom air di atasnya berlangsung dengan lamban.

C. Karakteristik fisik
Perpaduan antara beberapa sifat fisik estuaria mempunyai peranan yang penting terhadap kehidupan biota estuaria. Beberapa sifat fisik yang penting adalah sebagai berikut:
1) Salinitas
Estuaria memiliki gradien salinitas yang bervariasi, terutama bergantung pada masukan air tawar dari sungai dan air laut melalui pasang-surut. Variasi ini menciptakan kondisi yang menekan bagi organisme, tapi mendukung kehidupan biota yang padat dan juga menangkal predator dari laut yang pada umumnya tidak menyukai perairan dengan salinitas yang rendah.
2) Substrat.
Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang berasal dari sedimen yang dibawa melalui air tawar (sungai) dan air laut. Sebagian besar partikel lumpur estuaria bersifat organik, sehingga substrat ini kaya akan bahan organik. Bahan organik ini menjadi cadangan makanan yang penting bagi organisme estuaria.
3) Sirkulasi air
Selang waktu mengalirnya air dari sungai ke dalam estuaria dan masuknya air laut melalui arus pasang-surut menciptakan suatu gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota estuaria, khususnya plankton yang hidup tersuspensi dalam air.
4) Pasang-surut
Arus pasang-surut berperan penting sebagai pengangkut zat hara dan plankton. Di samping itu arus ini juga berperan untuk mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang sampai di estuaria.
5) Penyimpanan zat hara
Peranan estuaria sebagai penyimpan zat hara sangat besar. Pohon mangrove dan lamun serta ganggang lainnya dapat mengkonversi zat hara dan menyimpannya sebagai bahan organik yang akan digunakan kemudian oleh organisme hewani.
Secara fisik dan biologis, estuaria merupakan ekosistem produktif yang setaraf dengan hutan hujan tropik dan terumbu karang, karena:
 Estuaria berperan sebagai jebak zat hara yang cepat didaurulang.
 Beragamnya komposisi tumbuhan di estuaria baik tumbuhan makro (makrofiton) maupun tumbuhan mikro (mikrofiton), sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung sepanjang tahun.
 Adanya fluktuasi permukaan air terutama akibat aksi pasang-surut, sehingga antara lain memungkinkan pengangkutan bahan makanan dan zat hara yang diperlukan berbagai organisme estuaria.

D. Klasifikasi Estuaria
Berdasarkan karak¬teristik geomorfolo¬gi¬nya, Estuaria dapat dike¬lompokkan atas empat tipe, yaitu:
1) Estuaria dataran pe¬sisir, paling umum dijumpai, dimana pem¬bentukannya terjadi akibat penaikan per¬mukaan air laut yang menggenangi sungai di bagian pantai yang landai.

2) Laguna (Gobah) atau teluk semi tertutup, terbentuk oleh adanya beting pasir yang terletak sejajar dengan garis pantai, sehingga menghalangi interaksi langsung dan terbuka dengan perairan laut.

3) Fjords, merupakan estuaria yang dalam, terbentuk oleh aktivitas glasier yang mengakibatkan tergenangnya lembah es oleh air laut.

4) Estuaria tektonik, terbentuk akibat aktivitas tektoknik (gempa bumi atau letusan gunung berapi) yang mengakibatkan turunnya permukaan tanah yang kemudian digenangi oleh air laut pada saat pasang.

Berdasarkan pola sirkulasi dan stratifikasi air, terdapat tiga tipe estuaria,yaitu:
1) Estuaria berstratifikasi sempurna/nyata atau estuaria baji garam, dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air asin. Estuaria tipe ini ditemukan di daerah-daerah dimana aliran air tawar dari sungai besar lebih dominan dari pada intrusi air asin dari laut yang dipengaruhi oleh pasang-surut.
2) Estuaria berstratifikasi sebagian/parsial merupakan tipe yang paling umum dijumpai. Pada estuaria ini, aliran air tawar dari sungai seimbang dengan air laut yang masuk melalui arus pasang. Pencampuran air dapat terjadi karena adanya turbulensi yang berlangsung secara berkala oleh aksi pasang-surut.
3) Estuaria campuran sempurna atau estuaria homogen vertikal. Estuaria tipe ini dijumpai di lokasi-lokasi dimana arus pasang-surut sangat dominan dan kuat, sehingga air estuaria tercampur sempurna dan tidak terdapat stratifikasi.

E. Biota Estuaria
Sebagai wilayah peralihan atau percampuran, estuaria memiliki tiga komponen biota, yakni fauna yang berasal dari lautan, fauna perairan tawar, dan fauna khas estuaria atau air payau.
1) Fauna lautan yang tidak mampu mentolerir perubahan-perubahan salinitas yang ekstrem biasanya hanya dijumpai terbatas di sekitar perbatasan dengan laut terbuka, di mana salinitas airnya masih berkisar di atas 30‰. Sebagian fauna lautan yang toleran (eurihalin) mampu masuk lebih jauh ke dalam estuaria, di mana salinitas mungkin turun hingga 15‰ atau kurang.
2) Fauna perairan tawar umumnya tidak mampu mentolerir salinitas di atas 5‰, sehingga penyebarannya terbatas berada di bagian hulu dari estuaria.
3) Fauna khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir kadar garam antara 5-30‰, namun tidak ditemukan pada wilayah-wilayah yang sepenuhnya berair tawar atau berair laut. Di antaranya terdapat beberapa jenis tiram dan kerang (Ostrea, Scrobicularia), siput kecil Hydrobia, udang Palaemonetes, dan cacing polikaeta Nereis. Di samping itu terdapat pula fauna-fauna yang tergolong peralihan, yang berada di estuaria untuk sementara waktu saja. Beberapa jenis udang Penaeus, misalnya, menghabiskan masa juvenilnya di sekitar estuaria, untuk kemudian pergi ke laut ketika dewasa. Jenis-jenis sidat (Anguilla) dan ikan salem (Salmo, Onchorhynchus) tinggal sementara waktu di estuaria dalam perjalanannya dari hulu sungai ke laut, atau sebaliknya, untuk memijah. Dan banyak jenis hewan lain, dari golongan ikan, reptil, burung dan lain-lain, yang datang ke estuaria untuk mencari makanan
Akan tetapi sesungguhnya, dari segi jumlah spesies, fauna khas estuaria adalah sangat sedikit apabila dibandingkan dengan keragaman fauna pada ekosistem-ekosistem lain yang berdekatan. Umpamanya dengan fauna khas sungai, hutan bakau atau padang lamun, yang mungkin berdampingan letaknya dengan estuaria. Para ahli menduga bahwa fluktuasi kondisi lingkungan, terutama salinitas, dan sedikitnya keragaman topografi yang hanya menyediakan sedikit relung (niche), yang bertanggung jawab terhadap terbatasnya fauna khas setempat.
F. Rantai Makanan di Estuaria
Pada ekosistem estuaria dikenal 3 (tiga ) tipe rantai makanan yang didefinisikan berdasarkan bentuk makanan atau bagaimana makanan tersebut dikonsumsi : grazing, detritus dan osmotik. Fauna diestuaria, seperti udang, kepiting, kerang, ikan, dan berbagai jenis cacing berproduksi dan saling terkait melalui suatu rantai dan jaring makanan yang kompleks .




G. Peranan Ekosistem Estuaria
Produktifitas estuaria, pada kenyataannya bertumpu atas bahan-bahan organik yang terbawa masuk estuaria melalui aliran sungai atau arus pasang surut air laut. Produktifitas primernya sendiri, karena sifat-sifat dinamika estuaria sebagaimana telah diterangkan di atas dan karena kekeruhan airnya yang berlumpur, hanya dihasilkan secara terbatas oleh sedikit jenis alga, rumput laut, diatom bentik dan fitoplankton.
Meski demikian, bahan-bahan organik dalam rupa detritus yang terendapkan di estuaria membentuk substrat yang penting bagi tumbuhnya alga dan bakteri, yang kemudian menjadi sumber makanan bagi tingkat-tingkat trofik di atasnya. Banyaknya bahan-bahan organik ini dibandingkan oleh Odum dan de la Cruz (1967, dalam Nybakken 1988) yang mendapatkan bahwa air drainase estuaria mengandung sampai 110 mg berat kering bahan organik per liter, sementara perairan laut terbuka hanya mengandung bahan yang sama 1-3 mg per liter.
Oleh sebab itu, organisme terbanyak di estuaria adalah para pemakan detritus, yang sesungguhnya bukan menguraikan bahan organik menjadi unsur hara, melainkan kebanyakan mencerna bakteri dan jasad renik lain yang tercampur bersama detritus itu. Pada gilirannya, para pemakan detritus berupa cacing, siput dan aneka kerang akan dimakan oleh udang dan ikan, yang selanjutnya akan menjadi mangsa tingkat trofik di atasnya seperti ikan-ikan pemangsa dan burung.
Melihat banyaknya jenis hewan yang sifatnya hidup sementara di estuaria, bisa disimpulkan bahwa rantai makanan dan rantai energi di estuaria cenderung bersifat terbuka. Dengan pangkal pemasukan dari serpih-serpih bahan organik yang terutama berasal dari daratan (sungai, rawa asin, hutan bakau), dan banyak yang berakhir pada ikan-ikan atau burung yang kemudian membawa pergi energi keluar
Secara umum estuaria mem¬pu¬nyai peran ekologis penting sebagai berikut:
 Sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang-surut (tidal circulation).
 Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang…) yang bergantung pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan (feeding ground).
 Sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery ground) terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang.

H. Pemanfaatan Estuaria
Secara umum estuaria dimanfaatkan oleh manusia sebagai berikut:
 Sebagai tempat pemukiman.
 Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan.
 Sebagai jalur transportasi.
 Sebagai pelabuhan dan kawasan industri
 Sebagai areal hutan
 Sebagai tempat pariwisata
 Sebagai tempat perkebunan

Selasa, 12 Juni 2012

Metode Pembelajaran "Ceramah Plus"

Arliny Dyanesilia ( Pendidikan Biologi, Universitas Pakuan Bogor )



PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, metode mengajar, dan media. Selain itu peranan seorang pendidik/pengajar juga tidak kalah penting, yaitu bagaimana seorang pengajar bisa mengembangkan potensi kegiatan pengajarannya dan potensi siswanya, dalam rangka mentransfer ilmu pengetahuan, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal.
Dalam proses belajar mengajar, tentulah harus menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi yang ada, agar tercipta suatu lingkungan belajar (class orcestra) yang efektif dan efisien, yang membuat si peserta didik menjadi fun, dan senang melakukannya.
Dari sekian banyak metode pembelajaran, metode ceramah plus adalah metode yang paling umum dipakai oleh para pengajar, baik ditingkat Sekolah Dasar, hingga Perguruan Tinggi sekalipun. Bagaimana metode ceramah itu dapat dilakukan dengan efektif dan efisien, segala kelebihan, termasuk kekurangannya.
Penulisan artikel/laporan ini dimaksudkan untuk menginformasikan apa itu metode ceramah plus tanya jawab dan tugas, dan bagaimana metode cermah yang baik, agar tidak terdapat kekeliruan dalam cara penyampaian materi, yang merupakan metode yang banyak dipakai oleh banyak orang.

PEMBAHASAN
Deskripsi metode ceramah plus :
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000)
menurut sumber bacaan lain metode ceramah plus merupakan metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu
metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.

Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah plus, yaitu :

  1. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT)

Didalam makalah ini penulis menggunakan Metode Ceramah Plus Tanya Jawab (CPTT). Metode ceramah plus adalah metode mengajar ynag menggunakan lebih dari satu metode, dan metode ini merupakan sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa, yang pada umumnya mengkuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk penyampaian informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan buku dan alat bantu peraga.
Sedangakan Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas ini yaitu metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas.

Metode ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu :
1.    Penyampaian materi oleh guru.
2.    Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3.    Pemberian tugas kepada siswa.
Pada hakikatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah murid telah mengtahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan. Dalam hal lain siswa juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran murid. Melalui metode tanya-jawab Guru ingin mencari jawaban yang tepat dan faktual.
Tanya Jawab
Dalam penggunaan metode mengajar di dalam kelas, tidak hanya Guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah. melainkan mencakup pertanyaan pertanyaan dan penyumbang ide-ide dari pihak siswa. Sebelumnya guru menanyakan kepada siswa, apakah siswa-siswa tersebut sudah mengerti dengan materi yang telah diajarkan. Disini guru memberikan soal untuk diselesaikan.
Tugas
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk agar siswa bisa memahami lebih lanjut terhadap materi yang telah disampaikan dan melatih siswa untuk bisa menyelesaikan soal-soal lainnya.


Materi yang Diterapkan harus seperti apa?

Materi yang akan dipakai penulis untuk metode ceramah plus tanya jawab dan tugas nya apa? Dan jabarkan materi tersebut, sampaikan dengan komunikatif se-efisien mungkin dan se-efektif mungkin. Sehingga para peserta didik dapat memahami isi dari materi yang anda berikan. Dan jika penyampaian materi tersebut berhasil, maka para peserta didik akan terbuka mindset nya mengenai materi tersebut, dan kemungkinan besar mereka mendapatkan inspirasi dari keterbukaan mindsetnya itu sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan dalam benak mereka yang membuat suasana Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) menjadi aktif meskipun pada umumnya (seperti yang telah diulas pada CPTT di atas ) dalam metode ini membuat para peserta didik menjadi pasif, pasif disini mungkin hanya ketika pengajar (guru) sedang memberikan materi saja (ceramah).

  1.  Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan
pengkombinasiannya, yaitu :
1.guru menguraikan materi
pelajaran
2. kemudian mengadakan diskusi,
3. dan akhirnya pemberian tugas.
Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ). 
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk : 
a. Mendorong siswa berpikir kritis. 
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas. 
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama. 
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama. 

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut : 
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan 
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. 
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) 

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut : 
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. 
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. 
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. 
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Tugas
Guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa memahami lebih lanjut materi yang telah disampaikan dan melatih siswa untuk bisa menyelesaikan soal” lainnya.

  1. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
Metode ini merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan
materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill).

Metode pembelajaran demontrasi
merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.

Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

Metode latihan keterampilan ( Drill method ) 
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik. 

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut : 
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat. 
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. 
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. 
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut : 
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian. 
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan. 
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan. 
d. Dapat menimbulkan verbalisme. 

KESIMPULAN
Metode mengajar ceramah plus tanya jawab dan tugas ini perlu dimiliki oleh pendidik dan dipraktikkan pada saat mengajar. Pendidik yang bijaksana dalam pelaksanaan pengajaran, selalu berfikir bagaimana murid-muridnya, apakah murid-muridnya dapat mengerti apa yang disampaikan, apakah murid mengalami proses belajar, apakah materinya sesuai dengan pemahaman dan kematangan anak, dan sebagainya. Pengajaran dengan metode yang efektif dan menyenangkan, akan menghasilkan tujuan pembelajaran yang optimal.

A.   Kelebihan metode ceramah plus:
1.    Kelas lebih aktif karena anak tidak sekedar mendengarkan saja.
2.    Memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya sehingga Guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh siswa.
3.    Guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.

B.   Kelemahan metode ceramah plus:
  1. Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
  2. Membutuhkan waktu lebih banyak.
  3. Sistem pembelajaran si anak lebih ke arah hafalan (rote learning), sehingga akan kebingungan bila ditanya pengertian dan asal muasal suatu rumus

        Man Jadda Wa Jadda.. Get your future with "Bismillah" .. !
Hardi Hapryansyah ( Kota Sukabumi, 12/06/2012 | 10:40 PM )